
Seakan tak puas, Atanasoff melanjutkan
lagi studinya untuk mencapai tingkat doktor. Kali ini fisika menjadi
pilihannya. Selama empat tahun Atanasoff berjuang meneliti seluk beluk helium.
Akhirnya pada 1930, dengan mengusung tesis berjudul “The Dielectric Constant of
Helium” studi formalnya pun rampung. Gelar Ph.D. bidang fisika teori ia peroleh
di usia 27 dari University of Wisconsin.
Kalkulator
Saat menempuh studi doktornya, Atanasoff
sering kali merasa buntu ketika harus menghitung menggunakan kalkulator
mekanik. Meski termasuk mesin hitung tercanggih di era itu, Atanasoff merasa
bahwa harus ada solusi lain untuk menggantikan kalkulator tersebut.
Pada 1936, Atanasoff berhasil membuat
kalkulator analog. Alat ini dibuatnya setelah mempelajari cara kerja kalkulator
mekanik Monroe dan mengkanibalnya serta menggabungkannya dengan tabung IBM.
Alat hitung analog ini dapat bekerja baik. Meski demikian, hal itu tak
memuaskannya.
Keterbatasan sistem mekanik dan analog
membuat Atanasoff berpikir untuk menggunakan pendekatan digital. Namun, ide ini
ternyata tak mudah dilaksanakan. Setelah hampir satu tahun mencoba
mengimplementasikan gagasannya, Atanasoff merasa menemukan jalan buntu.
Puncaknya terjadi saat musim dingin pada 1937.
Setelah penat berkutat di laboratorium,
Atanasoff bermaksud mendinginkan otaknya agar tak “meledak” hanya gara-gara
buntu pikiran. Ia pun segera mengambil mobilnya dan menyusuri jalan sambil
menyegarkan diri. Namun tak dinyana, saat berkendara itu ternyata otaknya terus
bekerja dan tak bisa berhenti memikirkan masalah yang sedang dikerjakannya.
Hingga tak terasa telah lebih dari 300 km panjang jalan yang ditelusurinya.
Akhirnya Atanasoff memutuskan untuk
berhenti di sebuah kedai. Di saat sedang rileks itulah Atanasoff menerima
“pencerahan’ ‘. Berbagai ide segar datang silih berganti menari-nari di
otaknya. Salah satunya adalah matematika binari dan logika Boolean. Solusi itu
dianggapnya pas untuk komputer digital yang sedang dirancangnya.
“Oleh-oleh” berharga buah dari
perjalanan ke Rock Island itu pun segera dimatangkannya. Pada
September 1939, Atanasoff mendapat suntikan dana sebesar 650 dolar AS. Selain
itu, ia pun mendapat bantuan tenaga dan pikiran dari Clifford Berry, salah satu
mahasiswanya yang sama-sama gandrung akan solusi digital.
Atanasoff dan Berry segera mewujudkan
komputer impian mereka pada November 1939. Prototipe yang mereka buat ternyata
dapat bekerja. Atanasoff menamakan mesin hitung digitalnya itu dengan ABC.
Kependekan dari Atanasoff-Berry Computer.
0 komentar:
Posting Komentar