A. WAWASAN SENI
Wawasan seni adalah pandangan, sikap, pendekatan, dan
pengertian teatang prinsip berkesenian dan terhadap hasil karya seni. Kesenian adalah
setiap hasil karya manusia yang mengandung keindahan atau setiap ekspresi
(ugkapan ) diri manusia yang hendak menyampaikan gejolak jiwanya melalui proses
penciptaan yang didasarkan atas nilai etis dan estetis. Wawasan yang akan
dibahas disini adalah wawasan seni yang dikaitkan dengan pendidikan kesenian
disekolah umum.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kepekaan terhadap rasa keindahan yang
sama. Adapun yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah kadar
kepekaannnya. Apabila kadar kepekaan terhadap rasa keindahan orang dapat
memberikan tanggapan penghargaan dan penilaian yang dari lainnya. Kepekaan
terhadap rasa keindahan dapat dilatih dengan menghadapkan seseorang kepada
suatu hasil ungkapan yang berwujud hasil karya seni, melalui sentuhan-sentuhan
inderawi dengan menggunakan kepekaan rasa yang dimiliki. Tinggi rendahnya
penghargaan terhadap karya seni bergantung pada kadar kepekaan terhadap rasa
keindahan yang dimiliki seseorang.
Pendidikan kesenian di sekolah menengah umum pada dasarnya memberikan bekal
kepada siswa untuk dapat mempertinggi dan mempertajam kadar kepekaannnya
terhadap rasa keindahan. Hasil karya seni yang dinamakan kesenian merupakan
hasil budi daya manusia yang diungkapkan dengan menggunakan kepekaan rasa
estetik (rasa keindahan) terhadap lingkungan sekitar. Dalam proses mewujudkan
keingginan manusia berekspresi dapat dipilih suatu media yang diinginkan antara
lain gerak, suara, bunyi, laku, bahan, warna, dan garis. Bentuk karya seni
dapat berupa :
1. Seni sastra ( menggunakan media ekspresi kata atau bahasa )
2. Seni tari ( menggunakan media gerak tubuh)
3. Seni musik (menggunakan media ekspresi bunyi dan suara)
4. Seni teater (menggunakan media ekspresi laku dan suara )
5. Seni rupa ( menggunakan media ekspresi bahan, garis, wujud )
Berdasarkan media yang digunakan, kesenian dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu :
1. Seni sastra : prosa ( cerpen, novel dan esai) dan puisi
2. Seni pertunjukan : musik, tari dan drama
3. Seni rupa : lukisan, patung, kriya, grafis dan arsitektur.
Sesuai dengan pengertiannya, seni sebagai alat ekspresi gejolak jiwa manusia.
Oleh sebab itu pendidikan yang diajarkan hendknya menyangkut masalah:
1. Mempelajari proses penciptaan karya seni
2. Mengenal unsur - unsur seni
3. Merasa ikut serta dalam proses penciptaan
Dalam pendidikan seni teater di sekolah menengah umum, kalau siswa disuruh
mencoba praktik berakting atau menyutradarai suatu pertunjukan, sebenarnya dia
sekaligus dilatih untuk ikut merasakan dan mencoba proses penciptaan tersebut,
dan diharapkan dapat berpartisipasi aktif. Dalam proses ini, jika siswa tidak
mampu bermain ( berakting ) dengan baik, hal itu tidak jadi Yang penting adalah
bahwa siswa ikut berpartisipasi. Siswa tidak ijadi peaain teater yang baik,
tetapi siswa dirancang dan dilatih untuk merasakan bagaimana suatu proses
penciptaan dilakukan. Disini bukan sebagai tujuan tetapi sebagai sarana
pendidikan.
B. PENGERTIAN SENI TEATER
Kata teater beasal dari kata Yunani lama ' Theatron ' yang berarti gedung
atau tempat pertunjukan. Kata Yunani Theatron diturunkan dari kata Theomai yang
berarti' dengan takjub melihat atau memandang' sehingga teater secara luas
dapat diartikan ;
1. Gedung pertunjukan atau tempat kegiatan seni dilakukan
2. Publik atau auditorium/ tempat penonton menyaksikan pertunjukan
3. Karangan/cerita yang mengenai kegiatan
Teater adalah segala bentuk pertunjukan yang ditonton oleh publik atau penonton
disuatu tempat. Drama yang berasal dari kosa kata Yunani Dran yang artinya
berbuat, bergerak atau berlaku. Drama mempunyai pengertian yang lebih sempit
dibanding dengan teater, drama berarti laku yaitu syatu ekspresi kesenian
memperagakan suatu cerita ( hasil sastra yang disebut lakon ) dalam suatu
pertunjukan yang menggunakan laku atau dialog ( kata ) sebagai alat unkapnya..
Sandiwara berasal dari bahasa Jawa yaitu dari kata Sandi dan Warah. Sandi
artnya rahasia, sedangkan Warah artinya pengajaran, ki hadjar Dewantara
mengartikan Sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan lewat perlambang.
Dengan demikian teater dapat di rumuskan sebagai berikut
Teater adalah suatu kegiatan berekspresi yang bertolak dari alur cerita yang
dipertunjukan dengan menggunakan tubuh sebagai media utama, sedangkan dalam
proses penciptaannnya digunakan unsur gerak, suara , bunyi dan rupa yang disampaikan
kepada penonton.
Berdasarkan rumusan diatas, unsur-unsur teater terdiri atas :
1. Tubuh sebagai media utama (pemeran,pelaku.pemain)
2. Gerak sebagai assar penunjang ( gerak tubuh dan peran )
3. Suara sebagai unsur penunjang utama (kata/dialog/ucapan dan peran)
4. Banyi sebagai unsur pembantu penunjang (bunyi benda,efek dan musik )
5. Rupa sebagai unsur pembantu penunjang ( setting,dekorasi,kostum dan cahaya)
6. Cerita sebagai unsur utama penjalin proses penciptaan suatu bentuk seni
teater.
Pendidikan seni teater sebenarnya adalah pendidikan tentang kehidupan manusia,
lengkap dengan problema yang terdapat dalam kehidupan, pendidikan moral,
watak/karakter, konflik kehidupan, dan segala aspek kehidupan lainnya. Dalam
kelompok seni, teater merupakan kelompok seni yng kolektif artinya adalah bahwa
proses penciptaan suatu hasil karya seni teater tidak dapat dikerjakan atau
diciptakan oleh satu orang, tetapi dilakukan atau dibantu oleh beberapa orang,
seni kolektif menuntut suatu kerjasama ensamble yang dipimpin oleh seorang
sutradara. Dengan mempelajari proses penciptaan karya seni teater, berarti kita
juga belajar bekerja sama dengan orang lain, menghargai orang lain dan taat
pada ketentuan kebersamaan.
C. PENGETAHUAN TEATER
1. Pengenalan Bentuk Teater
Bentuk teater di Indonesia terdiri atas
Teater Tradisional dan Teater Modern.Teater Tradisional adalah suatu bentuk
seni teater yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat lingkungannya.
Tetare ini dihasilkan oleh kreativitas suku bangsa Indonesia di beberapa daerah
dan bertolak dari tradisi yang sejalan dengan tata kehidupan dan kebudayaan
daerah serta adat istiadat masyarakatnya. Teater Tradisional adalah milik
masyarakat yang pengolahannya didasarkan atas cita rasa seniman pendukungnya,
erat hubungannya dengan kehidupan dan pandangan hidup serta nilai tradisi yang
dimilikinya. Teater Tradisional bertolak dari sastra lama, sastra lisan. Karena
bertolak dari sastra lisan, maka cara pengungkapan bentuk teaternya dilakukan
dengan spontan, yaitu melalui ungkapan yang improvisatoris.
Teater Modern adalah suatu bentuk yang sering disebut sebagai Teater Tidak
jarang menyebutkannya sebagai Teater naskah karena Mmkm bertitik tolak dari
karya sastra, yang disusun untuk suatu lakon Secara teknis Teater Modern,
bersumber dari konsep «rnkai oieh teknik dan hukum dramaturgi. Konsep teknis
idah dituangkan dalam aturan dan tatanan yang orang yang berminat
mempelajarinya. Oleh karena itu, yang akan diajarkan bertolak dari pendekatan
teknis Teater modern (Barat).
2. Dramaturgi
Dramaturgi adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk drama, yang ak dari suatu lakon yang akan diperrunjukan diatas
panggung. Seni drama pada hakekatnya adalah bentuk kesenian yang memantulkan
perikehidupan manusia dengan segala masalahnya dalam bentuk permainan diatas
panggung yang bertolak dari naskah lakon. Penggambaran prilaku diatas panggung
tidak cukup hanya secara badaniah/jasmaniah, yaitu gerak laku yang terlihat
mata tetapi juga mneggambarkan, gerak laku rohaniah/batiniah. Gerak laku lahiriyah
pada hakekatnya adalah ungkapan dari gerak rasa batiniah, yang dirasakan secara
emosional lalu diungkapkan atau terpancar lewat gerak laku lahiriah.
Perikehidupan manusia bersendi pada unsur - unsur psikologi yang menentukan
sepak terjang dan sikap hidupnya dalam masalah yang dihadapi menurut
watak/karakter dan kepribadiannya.
Dalam seni drama, suasana akan terasa lebih hidup, lebih bergerak, dan lebih
dinamis apabila didalamnya terdapat konflik dan benturan - benturan. Hakekat
seni drama ialah pengungkapan dalam bentuk laku segala kemampuan psikis
(kemampuan kejiwaan) yang terkandung dalam diri manusia setelah mendapat
rangsangan dari konflik - konflik dalam kehidupan. Isi drama pada umumnya
adalah masalah kehidupan manusia yang lengkap dengan konflik dan segala aspek
kehidupan. Seniman yang bergerak di bidang teater harus menguasai persoalan
dramaturgi, baik seniman tersebut sebagai pengarang lakon maupun sebagi
sutradara, bahkan para pemain dan seluruh staf produksi pun harus mnegenal apa
yang disebut drmaturgi.
Lakon sebagai suatu karya teater belumlah lengkap sebagai suatu hasil karya
seni teater sebelum dipentaskan di atas panggung atau divisualkan, yaitu
diperagakan secara visual diatas panggung. Dramaturgi adalah ilmu yang
mengungkapkan seluk beluk lakon untuk dapat dipertunjukan atau divisualkan ujud
peragaan diatas panggung. Dalam pementasan suatu drama, unsur yaag dapat
“menghidupkan” naskah lakon diatas pentas adalah laku (action) atau disebut
juga gerak laku. Nilai dramatik yang terkandung didalamnya diperoleh dari laku
tersebut, sedangkan laku dapat muncul karena adanya konflik dalam lakon.
3. Dramatik dalam lakon
Unsur utama lakon adalah laku dramatik,
sedangkan laku dramatik ditimbulkan dek adanya konflik. Konflik terdapat dalam
kehidupan lakon, padahal hakekatnya adalah penggambaran kehidupan sebenarnya di
atas panggung. Suatu pementasan tema dapat hidup apabila kita dapat memunculkan
laku tersebut.
4. Konflik sebagai Unsur Pokok Sebuah Drama
Konflik pada hakekatnya terdapat dalam kehidupan. Karena sebuah lakon
menggambarkan kehidupan, maka lakon harus mengandung konflik yang sering
disebut krisis, tekanan, ataupun ketegangan. Krisis, tekanan atau ketegangan
seringkah melibatkan konflik. Ada tiga tipe dasar yang menyebabkan terjadinya
konflik.
a. Konflik antara manusia dengan manusia
Dalam hal ini konflik dapat bersifat fisik ( adu kekuatan, bertengkar, adu
mulut, berkelahi) atau dapat juga bersifat mental,( memeras otak untuk saling
mengungguli).
b. Konflik antara manusia dan dirinya sendiri
Dalam hal ini konflik umumnya bersifat kejiwaan, mental, dan moral. Konflik
antara karakter seseorang, ketamakan, ambisi, cinta, tugas, dan kesadaran
moral.
c. Konflik antara manusia dan kekuatan luar
Dalam hal ini konflik mencakup masyarakat, alam lingkungan, Tuhan, takdir, atau
nasib.
5. Tata Pentas
Tata pentas dalam pementasan drama sangat penting karena setidaknya dapat
memperlihatkan tempat kejadian yang berhubungan dengan ruang waktu dan kapan
kejadian tersebut terjadi. Penampilan tata pentas lebih menghidupkan drama yang
akan dipertunjukan. Aliran apa. yang dianut dalam menciptakan tata pentas sudah
dapat dilihat pada kesan pertama secara visual. Kehadiran tata pentas,
disamping merupakan sarana pendukung dalam pementasan, dapat lebih menghidupkan
suasana cerita yang dipentaskan.
6. Fungsi Teater di Indonesia
Di Indonesia kegiatan seni teater mempunyai berbagai fungsi:
a. Teater untuk keperluan upacara Teater tradisional di Indonesia pada umumnya
di zaman dahulu banyak digunakan untuk keperluan upacara, bahkan upacaranya
sendiri dilakukan dalam bentuk kegiatan teater. Tiap pemain, yaitu peserta
upacara, merupakan penonton dan sekaligus juga ikut aktif dalam upacara itu
sendiri.
b. Teater untuk keperluan ekspresi seni dan hiburan Teater tradisional, setelah
digunakan untuk keperluan upacara, diperlukan juga untuk masyarakat
lingkunganya, yaitu untuk hiburan. Seni pertunjukan yaitu kegiatan kesenian
yang memang dipersiapkan untuk dipertunjukan di depan penonton. Unsur suatu
seni pertunjukan :
1. Materi kegiatan
2. Seniman yang melakukan kegiatan
3. Penonton yang menyaksikan kegiatan
c. Teater untuk keperluan penyampaian pesan Teater untuk keperluan hiburan pada
mulanya hanya untuk keperluan mengisi waktu senggang dengan maksud untuk
menghibur diri. Dalam perkembangannya, para seniman teater ingin sekaligus
memanfaatkan fungsi teater sebagai media penyampaian pesan, yaitu dapat berupa
pendidikan atau penerangan. Unsur penciptaan teater menjadi sangat penting,
yaitu dengan munculnya cerita - cerita yang berkaitan dengan karya sastra.